Di era dunia yang
semakin Modern ini, membuat Manusia sekarang lupa akan tujuannya masing-masing.
Dalam perkembangannya, gejala globalisasi
lebih di rasakan oleh orang luar daripada santri. Oleh karena itu, dampaknya
juga lebih tampak jelas terlihat pada orang luar.
Santri itu ibarat
burung yang di kurung lama , ketika lepas dari sangkarnya, maka akan pergi
kemanapun yang disukainya. Sebagai gejala sosial, globalisasi memililki
dampak sebagai akibat dari masuknya unsur budaya luar yang masuk ke budaya
pesantren. Dan dampak tersebut bisa bersifat positif ataupun negatif.
Prilaku Manusia selalu
mengalami perubahan. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan lingkungan yang
berkembang di sekitar kita, datangnya
era globalisasi semakin mempercepat perubahan sosial budaya tersebut. Lebih-
lebih budaya para santri yang edentik dengan sarung dan kopyahnya, tapi kadang-kadang
santri cenderung malu memakai sarung dan kopyahnya ketika sudah ada dirumah masing-masing,
jadi bisa dikatakan bahwasanya budaya para santri sekarang mulai pudar dikalangan
santri itu sendiri.
Moral santri sekarang
memang sudah tidak sesuai dengan ilmu yang ia peroleh di pondok, dikarenakan globalisasi
yang telah melanda dunia pesantren sudah menjadi keadaan yang tidak bisa dihindari
lagi dan itu sudah menjadi ciri khas abad ke 21 atau di era millenium. Oleh karena
itu, kita sebagai santri harus siap dan mampu menghadapi hal tersebut sebagai tantangan
seorang santri menuju kemajuan bangsa dan Negaranya.
Menurut pendapat
salah satu Asatidz bahwasanya, “Santri sekarang sudah tidak Sepeti santri dulu lagi” Kenapa
harus ada perbandingan antara santri sekarang dengan santri dulu (konah), pasti
kalian akan bertanya-tanya kenapa santri konah disebut-sebut lagi, padahal mereka
masih ada di era yang belum seperti sekarang ini? Jawabannya simpel sekali
“karena moralitas santri sekarang sudah tidak dipakai lagi”, berarti, sekarang Pesantren telah
mengalami Krisis akan moralitas santri-santrinya
, maka dari itu Pesantren harus berinisiatif untuk mengubah moralitas santri-santrinya
kepada hal-hal yang lebih baik dan pastinya tidak dilarang oleh Pesantren dan Syari’ah. Walau pun mereka ada di
pondok, menurut pemikiran sebagian santri“ ada di pondok dan dirumah
sama saja, karena pada hakikatnya mereka tidak sadar dengan hal tersebut maka dari
itu kita sebagai santri harus bisa menjaga moralitas kita sebagai santri di halayak umum.
Karena hal tersebut bisa mencemarkan nama baik pondok kita
Pondok Pesantren
itu ibarat tempat service, karena setiap sesuatu yang masuk ke tempat tersebut, akan mengalami perubahan baik secara dzohir atau pun secara batin. Apabila
kita ingin mengetahui hasilnya seperti apa, maka kita harus mencobanya dengan cara
mengamalkannya, kalau
hasilnya bagus dan memuaskan bagi pelanggan berarti prosesnya itu benar-benar matang namun sebaliknya
apabila hasilnya tidak memuaskan kepada pelanggan berarti prosesnya hanya asal-asalan saja tanpa ada pengamalan
ilmunya yang ia dapatkan di pesantren.
Situasi global sudah menuntut kesiapan kita para santri untuk menghadapi perubahan tersebut. Namun kita
tidak boleh menilai hal tersebut tidak penting bagi masa depan kita, agar kita
tidak hanya menjadi objek atau penonton dari perubahan dan perkembangan. Kita
harus bisa menjadi subjek atau pelaku
yang bisa mengambil tindakan dan menfaat dari perubahan dan perkembanangan
zaman saat ini, apalagi di dunia pesantren karena di takutkan adanya pengaruh
dari budaya luar yang cenderung dapat menembus budaya Pesantren. Oleh karena
itu, kita harus pandai menyeleksi setiap pengaruh yang masuk ke pesantren yang
ada di Indonesia. Proses tersebut adalah untuk memilih budaya dan moral yang
sesuai di era globalisasi saat inidan bertujuan untuk menjaga jati diri dan kepribadian kita
masinag-masing.
Hubungan antara budaya luar dan budaya Pesantren di Indonseia di warnai
dengan persaingan yang kompetetif, karena tanpa persaingan kita sulit untuk
dapat bertahan dalam hal tersebut. Pesantren sebagai bagian dari dunia
pendidikan harus bisa berperan dalam proses globalisasi. Kita tidak dapat
menghindari proses tersebut. Oleh karena itu, kita harus bisa membangun rasa
percaya diri agar dapat memperoleh manfaat dari globalisasi. Perubahan
sosial dan budaya yang di era
globalisasi itu berlangsung secara berbeda-beda. Perbedaan tersebut dipengaruhi
oleh banyak faktor, Di dalam dunia
Pesanten yang masih kuat memegang teguh tradisi dan budaya yang ada dengan
pendidikan yang cukup tinggi. Jadi para santri akan mampu menyeleksi dengan
seksama perubahan sosial dan budaya tersebut, mereka akan menyerap unsur-unsur
baru yang dapat memberikan, manfaat dan mendukuang kemajuan pesantren di masa
yang akan datang .
Sumber:mingguan buletin An-Tanwir, Mts Mambaul Ulum Bata-Bata
Posting Komentar
Komentar Anda