Selamat Datang MTs. Mambaul Ulum Bata-Bata

Kesopanan Dan Kecerdasan Di Atas Nilai Pendidikan

Oleh : Muhammad Habibi

(Santri PP. Mambaul Ulum Bata-Bata)

Tidak mudah menjajaki tingkat kesuksesan anak dalam proses pendidikan, evaluasi merupakan jembatan yang menghubungkan antara antara anak (yang dijajaki) dan guru (yang menjajaki) namun penilaian yang semacam ini hanyalah menit pada angka-angka, walaupun pada hahikikatnya memang tolok ukurnya penilaian secara afektif dengan prosentase pencapaian pembelajarannya, namun yang lebih mendekatkan pada esensi dari nilai pendidikan islam dengan Orang Tua dan masyarakat sebagai penilainya yakni penerepan nilai afektif secara nyata dalam sikap,tindakan dan tutur kata atau lebih dikenal dengan istilah kesopanan. 

Agak sulit memaknai kesopanan yang sebenarnya, baik kesopanan dalam takaran pendidikan ataupun di masyarakat, meskipun pada hakikatnya kesopanan itu merupakan kata lain dari akhlaqul karimah (Budi Pekerti yang baik) sebagai implementasi manusia yang berakhlaq, pemicu utamanya adalah berbedanya pandangan tentang baik dan buruk yang terbagi kedalam beberapa aliran, bukan itu saja dari tiap golongan masyarakat yang berbeda letak geografis pun mempengaruhi definisi yang absolute tentang kesopanan, satu misal masyarakat yang berada pada lingkungann bias pesantren memaknai kesopanan adalah ketika tindak tanduk seseorang bernilai sesuai dengan etika santri, dari tutur kata, Sikap, bahkan cara berpakaian.

Mengenai Urgensi kesopanan di tengah masyarakat secara umum, Indonesia sebagai Negara yang menganut system kenegaraan dengan asas pancasila menfungsikan kesopanan sebagai bekal utama dalam kehidupan di masyarakat, terbuki pada sila kedua itu terdapat kata : Kemanusiaan yang adil dan beradab, beradab itu kalau kita fungsikan sebagai asimilasi dari bahasa arab memilki arti Tata Cara (Tata Krama), lebih pasnya masyarakat Indonesia di harapkan memiliki nilai kemanusiaan yang beradap, sesuai dengan nilai-nilai dalam agamanya dan masyarakat, lalu pada akhirnya istilah itu di perluas dengan kesopanan.

Sejatinya dalam pembentukan karakter (Caracter Building) manusia yang sopan tidaklah cukup dengan harapan belaka, tentunya harus ada keterkitan pendidikan guna memasukkan unsur nilai kesopanan sebagai hasil sebuah proses memanusiakan manusia, terkadang kita sering mendengar perbincangan orang yang bermaksud menyekolahkan anaknya baik ke sekolah umum atau ke pesantren, alasan utama mengapa dia harus menyekolahklan sang anak, karena mereka menganggap lembaga pendidikan sebagai Bengkel, sedangkan Sang Anak sebagai kendaraan rusak yang sengaja di masukkan ke bengkel untuk di perbaiki, denotasinya adalah Potensi Amaliyah dari sang anaklah yang di jaga dan diperbaiki. 

Problematika Kecerdasan dan kesopanan.

Cerdas bukan berarti segalanya bagi siapapun, termasuk didalamnya bagi seorang anak yang masih dalam masa pendidikan, kecerdasan berbeda sekali dengan makna yang sesungguhnya di mata asumsi masyarakat selama ini, Kecerdasan lebih pahami sebagai takaran IQ yang tinggi sehingga dapat menjadikan seorang anak memiki kepekaan dalam menerima materi, dan pada akhirnya mengantarkan pada perolehan Nilai yang Tinggi dan penghargaan dalam bentuk Rangking-Rangking, sedangkan kepekaan yang bersifat dorongan kepribadian guna Mempraktekkan ilmu pengetahuan dengan pengamalan seolah bukanlah bagian dari kecerdasan, 

Dapat kita temui sebuah Kejadian tentang Penilaian yang berbeda dari Orang tua, Seorang anak bercerita kepada orang tuanya tentang prestasi yang dia dapatkan selama satu tahun, dia bercerita dengan perasaan takut dan cemas, karena prestasinya sangat Menurun dari prestasi sebelumnya, dia merasa sang ayah akan Marah dengan kejadian yang memalukan itu, namun tanggapan Orang Tua itu pada intinya tidak merasa Kesal dan Marah dengan Prestasi sang anak yang menurun, Dengan alasan Orang Tua semacam ini Tidak Serta merta hanya mengharap hasil yang bersifat sementara, namun dia mengharapkan hasil pendidikan anaknya Memuaskan dengan hasil permanent.

Yang dimaksudkan dari penggalan cerita diatas bahwa pandangan Positif terhadap Anak yang memiliki kemampuan lebih kaitannya dengan pengetahuan (Kecerdasan) bukanlah Ukuran utama dalam kesuksesan pendidikan, meskipun dasar dari penilaian itu merujuk terhadap Nilai Evaluasi, karena tantangan yang akan dihadapi anak kedepan bukanlah teman-teman mereka dalam satu kelas yang biasa di jadikan saingan dalam Mempertahankan Nilai, tapi mereka akan dihadapkan dengan kehidupan nyata yang beragam pula tantangannya, dan dalam dunia ini ilmu yang mereka dapatkan dapat ditunjukkan dengan nyata pula,dengan tindakan Tutur kata dan Tegur sapa yang baik (Kesopanan) sebagaimana yang tersirat dalam sebuah Adagium bahwa "orang yang berilmu dan dia tidak mengamalkan ilmunya, perbandingannya sama dengan pohon yang tidak berbuah".

Memanage Kecerdasan Dan Kesopanan. 

Memahami Nilai pendidikan tidak cukup dipandang dari satu sisi, karena cakupan dari hasil anak sebagai objek akan di Saksikan dalam beberapa sisi pula, sebenarnya ketika dikaitkan dengan Fungsi belajar sebagai salah satu Program dalam pendidikan Antara Kecerdasan dan Kesopanan dapat sejalan dihasilkan, Learning To Know, dalam hal ini pendidikan meproyeksikan anak untuk Mengetahui sesuatu yang harus Dia ketahui dari berbagai Ilmu pengetahuan,kemudian Learning To Be memberikan pemahaman bahwa pengetahuan itu mendorong pembentukan kepribadian dengan bekal ilmu, Learning To Do, setelah merubah diri dengan ilmu maka kemudian dia akan berusaha mengerjakan Ilmu yang dimiliki dalam tindakan, tingkah laku dan tutur kata, Learning To Live Together, Semua tahapan itu akan berakhir pada bagaimana Ilmu itu digunakan dalam dunia yang lebih luas yaitu bermasyarakat.

Factor dominan dalam pendidikan adalah kecerdasan, sehingga secara tidak lansung sumbangsihnya menjadikan anak pintar, pandai bahkan Intelektual, apakah kesopanan tidak bisa dipengaruhi oleh kecerdasan atau sebaliknya ? para ahli pendidikan islam sepakat bahwa maksud dari pendidikan dan pengajaran adalah mendidik akhlaq dan jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (Keutamaan), membiasakan meraka dengan kesopanan yang tinggi dan mempersilahkan mereka untuk suatu kehidupan yang suci seluruhnya, dengan ini Kecerdasan memberikan ruang yang mengacu pada kesopanan, karena kegiatan mendidik anak sebagai objeknya juga memerlukan kecerdasan, sehingga Ilmu yang diberikan mempengaruhi Sikap yang penuh dengan kesopanan.

Share this post :

Posting Komentar

Komentar Anda

FansPage

Arsip Blog

Statistik Blog

Pengikut

Popular Post

 
Support : MTsMUBA | DownloadRPP | Bata-bata.net
Copyright © 2015. MTs. MAMBAUL ULUM BATA-BATA - All Rights Reserved
Template by OPMMUBA